Rabu, 09 Desember 2015

Pharmacy is my way

Apa yang kalian pikirkan tentang “Farmasi”? pasti sebagian banyak langsung berfikir tentang “ obat-obatan”. Jika kalian berfikir seperti itu juga benar. Farmasi adalah suatu profesi di bidang kesehatan yang meliputi kegiatan-kegiatan di bidang penemuan, pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan, dan distribusi obat. Dalam ilmu farmasi ada empat bidang yang dipelajari, yaitu farmasi klinik, farmasi industri, farmasi sains, dan farmasi obat tradisional.
Bagaimana kuliah di farmasi itu?

sumber gambar : ( google )
Ada orang yang berfikir itu farmasi itu sulit, banyak tugas, banyak praktikum. Memang benar tetapi semuanya itu tergantung niat, sesulit apapun kalau ada niat dan usaha pasti ada jalan dan kemudahan. Jika kalian sudah berkecimpung di dunia farmasi pasti kalian senang. Mengapa demikian? Farmasi itu seru dan
menarik, dalam farmasi juga ada seni farmasi yaitu seni dalam meracik suatu obat. Farmasi tidak hanya belajar tentang materi dan materi tetapi  juga ada praktikum yang bakal bikin bangga. Lelah, capek, pusing akan terbayar saat berhasil dalam praktikum. Selam kuliah farmasi, harus pandai dalam management waktu agar tidak keteteran. Sesibuk apapun kuliah, harus menyempatkan ikut oragnisasi untuk melatih sof skill kita.
Apa saja yang didapat di Farmasi?
Banyak sekali yang akan didapatkan di farmasi. Yang utama ya pasti ilmu tentang obat. Sebagai farmasis pasti bangga dengan ilmunya. Pasti banyak orang yang membutuhkan kita. Ada perasaan bangga dalam diri kita jika kita berhasil menolong pasien. Tetapi jangan berfikir farmasis hanya mengetahui obat untuk penyakit-penyakit umumnya seperti demam, jantung, paru, asma, dll. Seorang farmasis pandai dalam bidang kosmetik juga. Seorang farmasis pasti paham dan mengerti semua bahan yang digunakan dalam produk kosmetik. Jadi farmasis juga dapat meracik sendiri formula kosmetik misalnya krim pembersih, sunblock, hand body, lipstik, bedak, dll. Jadi sangat mengagumkan bukan??
Keunggulan bidang Farmasi
Jurusan farmasi mempelajari tentang bahan aktif dan dosis yang terkandung dalam setiap produk obat. Sehingga mengetahui zat khasiatnya secara jelas. Dan dengan pengetahuan yang dimiliki seorang farmasis dapat dengan leluasa memilih obat yang sesuai.
Farmasis adalah seseorang yang memiliki kewenangan dalam memutuskan obat, terapi obat dan pengawasan efek terapi terhadap pasien.
Selain belajar obat-obatan kimia, farmasis juga mempelajari tentang tumbuhan atau sering disebut dengan simplisia. Jadi farmasis juga memiliki jalan alternatif dalam memberikan pengobatan kepada pasien. Seorang farmasis juga mengetahuai alat-alat kesehatan dan fungsinya, tetapi yang lebih berwenang menggunakannya adalah dokter/perawat.
Farmasis tidak hanya bisa bekerja di apotek saja tetapi masih lebih luas lagi. Misalnya, di rumah sakit, BPOM, industri obat, PBF, klinik, puskesmas, wirausaha, dll. Jadi hilangkan pemikiran bahwa farmasis hanya penjual obat. Farmasis mempunyai ilmu yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Farmasis juga memiliki jati diri, menurut "WHO" ada 9 nine stars pharmacy. Yaitu, decision maker, care giver, communicator, leader, manager, life-long learner, teacher, resrearcher, dan enterpreneur
Perkembangan kefarmasian
Farmasi di Indonesia baru berkembang setelah masa kemerdekaan. Dahulu farmasi hanya berorientasi pada product saja, tetapi sekarang seiring dengan perkembangan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan, farmasi menjadi drug patient oriented yang berarti seorang farmasis memberikan pelayanan dan tanggung jawab keprofesian terhadap kualitas hidup pasien. Di Indonesia sendiri menurut saya peran farmasis masih belum disadari oleh masyarakat. Berbeda dengan farmasis di Amerika, Inggris dll dimana farmasis selain bagus di salary juga bagus dalam popularitas dan keprofesionalannya.
Seiring dengan perkembangan, di rumah sakit telah dibentuk farmasi klinik yang menguntungkan pasien. Yaitu, dampak yang baik terhadap berbagai terapi pada pasien, baik dari sisi humanistik (kualitas hidup, kepuasan), sisi klinik (kontrol yang lebih baik pada penyakit kronis), dan sisi ekonomis (pengurangan biaya kesehatan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar